Beberapa waktu yang lalu kita telah memberikan kabar baru bahwa Mail & Calendar di Windows 11 akan dihentikan sepenuhnya dari sistem operasi ini dan akan digantikan sepenuhnya oleh Outlook.
Akan tetapi, Microsoft masih mendapatkan protes dari pengguna karena mereka masih nyaman menggunakan akses di Mail & Calendar.
Meskipun begitu Microsoft tidak berendah hati, mereka mengatakan bahwa Mail & Calendar akan berhenti sepenuhnya di Desember 2024 nanti dan akan digantikan dengan Outlook.
Bahkan pengguna tidak akan bisa mengakses Mail & Calendar lagi dan harus dialihkan ke versi Outlook terbaru, ini membuat pengguna jengkel.
Hari ini perusahaan membagikan alasan mengapa aplikasi Outlook yang menggantikan Mail & Calendar punya fitur dan kelebihan yang lebih unggul.
“It starts by describing how the new Outlook is supercharged with AI features that can help you write emails with a few prompts (as if writing emails is a surmounting task for those who do it daily). We don’t see it as a huge selling point, and the option to remind you to follow up on important conversations isn’t something you cannot live without.
Other ‘great’ features include accessing all the emails in one place. The rest are gibberish features promoting Microsoft 365, and some mention the security features built into the app.” Melansir dari Windows Latest.
Microsoft menekankan bahwa Outlook punya fitur AI yang membantu pengguna dalam banyak hal, misalnya dengan menuliskan surel dengan hanya memasukkan kata kunci.
Mengapa banyak pengguna yang benci pindah ke Outlook?
Jika berdasarkan dari ulasan, pengguna Windows merasa aman dan suka akan UI yang lebih modern dan canggih di Outlook.
Namun hal yang mengganggu ialah iklan, lagi dan lagi iklan. Outlook memang menawarkan fitur unggul tetapi iklan juga masih tersedia sebagai bagian dari platform ini—apalagi pengguna gratis.
Sedangkan jika dibandingkan dengan Mail & Calendar yang menggunakan UWP tidak memiliki iklan sama sekali. Inilah yang membuat pengguna enggan pindah.
Sementara itu, Microsoft tetap tidak memiliki cara lain selain merilis pembaruan terbaru untuk Outlook dan memaksa pengguna untuk pindah.
Editor: Hudalil Mustakim